Kamis, 27 Juni 2013

LDII BUKAN ALIRAN SESAT

CIREBON – Sebagaimana hasil Rakernas LDII 2007,organisasi kemasyarakatan berbasis keagamaan ini tidak mengkafirkan atau menajiskan seseorang, dan masjid yang dikelolanya terbuka untuk umum. Dalam LDII juga tidak ada keamiran dan mau diimami orang lain, dengan mengikuti ijtima’ ulama untuk melaksanakan taswiyah almanhaj dan tansiq alharoqoh. “Kami punya paradigma baru,” kata Ketua Wanhat DPD LDII Kota Cirebon, Drs H Mansyur MS, kemarin (26/2).
Maksudnya, diterapkannya metode berfikir dalam mentolerir adanya perbedaan, sepanjang masih dalam koridor faham keagamaan ahlussunnah waljamaah  dalam pengertian yang luas. Serta penyamaan metode gerakan dalam mensinkronisasi, mengoordinasi dan mensinergikan gerakan umat Islam di bawah paying MUI.

Bagaimana pandangan LDII adanya criteria alian sesat berdasarkan versi MUI 2007? Mansyur menilainya sangat bagus. Sebab, dengan adanya sepuluh criteria aliran sesat itu, kini orang tidak boleh lagi sembarangan menyebut sesat terhadap organisasi Islam terasuk LDII. Karena, kata dia, LDII itu tidak sesat. Justu sebaliknya, LDII mengajak kepada umat untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Al-quran dan Hadis, sebagaimana ormas Islam pada umumnya. Karena, pihaknya yakin dengan ilmu dan amalan berdasarkan Alquran dan Hadis, serta diniati karena Allah SWT, maka termasuk sebagai ahli syurga.

Aliran sesat itu ada sepuluh criteria, yakni mengingkari salahsatu rukun iman dan rukun Islam, mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’I, meyakini turunnya wahyu setelah Al-quran, mengingkari kebenaran Al-quran dan melakukan penafsiran Al-quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir. Selanjutnya, mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam, menghina, melecehkan atau merendahkan para nabi dan rasul, mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir, mengubah, menambah atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syar’I dan mengkafirkan sesame muslim tanpa dalil syar’i. (san)

Sumber : http://ldii.or.id/news/76-organisasi/51-ldii-bukan-aliran-sesat.html

Jumat, 21 Juni 2013

LDII JELAS SESATNYA, LIHAT SAJA PARA PEJABAT YANG MENGAJI DI LDII TIDAK ADA SATUPUN YANG TERLIBAT SKANDAL KORUPSI




LDII JELAS SESATNYA, LIHAT SAJA PARA PEJABAT YANG MENGAJI DI LDII TIDAK ADA SATUPUN YANG TERLIBAT SKANDAL KORUPSI



Bukti LDII Sesat Menurut Mereka

Mereka siapa? ya pastinya mereka-mereka yang bersikukuh menganggap LDII Sesat, buktinya sudah ada dan sangat akurat.

  1.  Pejabat-pejabat yang mengaji di LDII tidak ada satupun yang terlibat skandal korupsi. Bagi mereka harusnya kan kalo pejabat itu biasanya korupsi, sama seperti pejabat-pejabat dari golongan mereka. Lihat saja, berjejer pejabat-pejabat saudara-saudaranya mereka, dari mulai kasus korupsi, skandal perempuan dan lain-lain, mereka tidak menganggap hal tersebut sesat, tidak pernah mempermasalahkanya, malah mereka sibuk membully LDII, menuduh LDII sesat secara gencar dan tidak pernah bosan.
  2.  Mesjid-mesjid LDII di bangun dari sumber pendanaan yang tidak jelas! Mesjid-mesjid LDII dibangun secara diam-diam, jelas hal ini sesat, seharusnya kalo membangun mesjid prosedurnya sama seperti mereka, bikin proposal kemudian di ajukan ke instansi terkait dan menunggu adanya dana untuk modal pembangunan mesjid, kalopun dananya telat cair, maka menurut mereka yang tidak sesat adalah dengan menjaring di jalan-jalan, letakan drum plus sound system, di putar musik qasidah, lalu menghadang mobil-mobil yang lewat, dan meminta sumbangan, begitulah prosedur yang tidak sesat. LDII tiba-tiba punya mesjid yang megah-megah, dari mana tuh sumber dananya? kok gampang banget ngumpulin dana sampe milyaran..???
  3. Orang-orang di pengajian LDII hanya boleh menikah dengan yang sama-sama ngaji di LDII. Jelas hal tersebut sesat, sesat banget, yang tidak sesat menurut mereka adalah kalo mau cari isteri itu harusnya pacaran dulu, boleh dengan siapa saja, gak usah repot-repot ngurusin asal-usul calon pasangan kita, yang penting suka sama suka gak ada masalah. Urusan nanti setelah nikah itu lain ceritanya, begitulah yang seharusnya. Satu hal yang tidak sesat menurut mereka, "menikah itu bukan untuk sehari atau dua hari, masak menikah seperti beli barang, pacaran aja dulu lah hitung-hitung sebagai masa penjajakan...."
Masih banyak lagi kesesatan LDII kalo di tulis semuanya gak cukup waktu satu atau dua hari.

Penjelasan:
***artikel diatas bukan ditunjukan kepada anda! tapi kepada mereka


Sumber : http://pengajian-ldii.blogspot.com/2013/03/ldii-itu-jelas-sesatnya-lihat-saja-para.html

ONANI ATAU MASTURBASI SERTA ANCAMANNYA

Onani atau Masturbasi adalah perbuatan kotor yang dilakukan oleh kebanyakan anak muda, baik laki-laki maupun perempuan untuk melampiaskan nafsu syahwatnya, yaitu dengan cara mengeluarkan sperma dengan menggunakan tangan atau benda lainnya. Perbuatan ini adalah termasuk perbuatan keji, perbuatan yang melampaui batas, perbuatan yang diharamkan oleh Allah yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang-orang yang beriman.
Sesuai dengan Firmannya Allah :
“Dan (orang-orang yang beriman adalah) orang-orang yang menjaga farjinya, kecuali terhadpa istri-istri mereka dan budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barang siapa yang mencari selain itu (istri & budak), maka mereka itu adalah orang-orang yang melampaui batas”. (QS : Al-mu’minuun : 5-7)
Dan sabda Nabi :
“Ada 7 golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat & Allah tidak mau mensucikan (tidak mengampuni dosanya) dan Allah tidak mau mengumpulkan mereka bersama orang yang beramal kebaikan. Dan Allah akan memasukkan mereka ke neraka sebagai orang-orang yang pertama kali masuk ke neraka, kecuali bahwasanya mereka bertaubat. (7 Golongan itu ialah) Orang yang menikahi tangannya (onani / masturbasi), orang yang mengerjai & yang dikerjai (homoseks, lesbian), dan orang yang membiasakan minum arak, dan orang yang memukul kedua orang tuanya hingga meminta tolong, dan orang yang menyakiti tetangganya hingga melaknatinya, dan orang yang berzina dengan istri tetangganya” (HR. Al-Baihaqi Fii Si’abul Iman 5232)
Maka dalam hal ini jika kita, khususnya kawula muda ingin menyelamatkan diri dari perbuatan kotor tersebut, maka kita harus menjauh dari pengaruh-pengaruh negatif lingkungan atau sesuatu yang dapat mempengaruhi bergejolaknya nafsu birahi. Nafsu syahwat manusia tidak akan terusik kecuali jika ada pemicunya, seperti pengaruh dari melihat sesuatu atau mendengar sesuatu. Ketika seseorang melihat gambar-gambar porno, tarian-tarian erotis, tayangan-tayangan adegan wanita telanjang atau setengah telanjang, atau mendengarkan lagu-lagu cengeng yang berkisah tentang cinta, bisa jadi perasaan seseorang ikut hanyut, dan di sinilah nafsu birahi itu mulai terangsang.
Dalam keadaan demikian ini, tidak ada jalan lain baginya kecuali harus melampiaskan dan membebaskan dirinya dari rongrongan syahwat tersebut. Apabila tidak belum ada istri dan keimanan yang dimilikinya pun juga sangat minim, niscaya ia akan berbuat onani atau masturbasi sebagai gantinya. Nau’dzubillahi min dzalik.
Kesimpulan, orang yang mengerjakan Onani atau Masturbasi diancam akan menjadi golongan yang pertama masuk neraka tanpa dilihat oleh Allah (saking bencinya Allah). Solusi tepat untuk menghindar dari perbuatan keji ini adalah menikah. Jika belum mampu, maka berpuasalah. Minimal berusahalah untuk tidak memicu nafsu syahwat dengan banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif. Hindarilah menyendiri & melamunkan hal-hal yang dapat memicu syahwat.
Bagi yang sudah diqodar terlanjur berbuat, silakan bertaubat & jangan putus asa, mumpung masih hidup. Karena hal ini biasanya sudah menjadi hal yang umum dikalangan kawula muda. Atau, adakah yang belum mengetahui apa itu Onani atau Masturbasi?
Ma’af, saya tidak bertanya pernah atau tidaknya saudara-saudari melakukan ini, dan memang sebaiknya ini tidak dipertanyakan. Saya cuma bertanya adakah dari kita yang tidak mengetahui apa itu Onani atau Masturbasi?
Mudah-mudahan bermanfaat. Amin…
stop masturbatingOnani atau Masturbasi adalah perbuatan kotor yang dilakukan oleh kebanyakan anak muda, baik laki-laki maupun perempuan untuk melampiaskan nafsu syahwatnya, yaitu dengan cara mengeluarkan sperma dengan menggunakan tangan atau benda lainnya. Perbuatan ini adalah termasuk perbuatan keji, perbuatan yang melampaui batas, perbuatan yang diharamkan oleh Allah yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang-orang yang beriman.

Sesuai dengan Firmannya Allah :
“Dan (orang-orang yang beriman adalah) orang-orang yang menjaga farjinya, kecuali terhadpa istri-istri mereka dan budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barang siapa yang mencari selain itu (istri & budak), maka mereka itu adalah orang-orang yang melampaui batas”. (QS : Al-mu’minuun : 5-7)

Dan sabda Nabi :
“Ada 7 golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat & Allah tidak mau mensucikan (tidak mengampuni dosanya) dan Allah tidak mau mengumpulkan mereka bersama orang yang beramal kebaikan. Dan Allah akan memasukkan mereka ke neraka sebagai orang-orang yang pertama kali masuk ke neraka, kecuali bahwasanya mereka bertaubat. (7 Golongan itu ialah) Orang yang menikahi tangannya (onani / masturbasi), orang yang mengerjai & yang dikerjai (homoseks, lesbian), dan orang yang membiasakan minum arak, dan orang yang memukul kedua orang tuanya hingga meminta tolong, dan orang yang menyakiti tetangganya hingga melaknatinya, dan orang yang berzina dengan istri tetangganya” (HR. Al-Baihaqi Fii Si’abul Iman 5232)

Maka dalam hal ini jika kita, khususnya kawula muda ingin menyelamatkan diri dari perbuatan kotor tersebut, maka kita harus menjauh dari pengaruh-pengaruh negatif lingkungan atau sesuatu yang dapat mempengaruhi bergejolaknya nafsu birahi. Nafsu syahwat manusia tidak akan terusik kecuali jika ada pemicunya, seperti pengaruh dari melihat sesuatu atau mendengar sesuatu. Ketika seseorang melihat gambar-gambar porno, tarian-tarian erotis, tayangan-tayangan adegan wanita telanjang atau setengah telanjang, atau mendengarkan lagu-lagu cengeng yang berkisah tentang cinta, bisa jadi perasaan seseorang ikut hanyut, dan di sinilah nafsu birahi itu mulai terangsang.
Dalam keadaan demikian ini, tidak ada jalan lain baginya kecuali harus melampiaskan dan membebaskan dirinya dari rongrongan syahwat tersebut. Apabila tidak belum ada istri dan keimanan yang dimilikinya pun juga sangat minim, niscaya ia akan berbuat onani atau masturbasi sebagai gantinya. Nau’dzubillahi min dzalik.
Kesimpulan, orang yang mengerjakan Onani atau Masturbasi diancam akan menjadi golongan yang pertama masuk neraka tanpa dilihat oleh Allah (saking bencinya Allah). Solusi tepat untuk menghindar dari perbuatan keji ini adalah menikah. Jika belum mampu, maka berpuasalah. Minimal berusahalah untuk tidak memicu nafsu syahwat dengan banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif. Hindarilah menyendiri & melamunkan hal-hal yang dapat memicu syahwat.

Bagi yang sudah diqodar terlanjur berbuat, silakan bertaubat & jangan putus asa, mumpung masih hidup. Karena hal ini biasanya sudah menjadi hal yang umum dikalangan kawula muda. Atau, adakah yang belum mengetahui apa itu Onani atau Masturbasi?
Ma’af, saya tidak bertanya pernah atau tidaknya saudara-saudari melakukan ini, dan memang sebaiknya ini tidak dipertanyakan. Saya cuma bertanya adakah dari kita yang tidak mengetahui apa itu Onani atau Masturbasi?

Mudah-mudahan bermanfaat. Amin…

Sumber 1 : wargal dii
Sumber 2 : http://www.ldii.or.id/nasehat/728-onani-atau-masturbasi-serta-ancamannya.html

Selasa, 18 Juni 2013

SUDAHKAH ANDA BERSYUKUR HARI INI?


sudahkah kita bersyukur hari ini??
Alhamdulillah, beberapa jam yang lalu, pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan mulus di landasan pacu Bandara Sultan Thaha (Suha). Tak ada guncangan. Padahal, ketika menjejakkan kaki  ke tangga, turun dari pesawat di sambut rintik – rintik hujan. Payung pun tak urung dikenakan.

Alhamdulillah, di dalam pesawat itu, di lajur sebelah, tepatnya seberang bangku saya, seorang penumpang terus-menerus menghitung tasbih melingkari jarinya. Khusyu’ berdzikir. Adem mata ini memandangnya. Walau banyak pemandangan lain, rasanya magnet itu begitu sayang untuk dilewatkan. Menambah ingat Allah akan nikmatNya.

Alhamdulillah juga, di dalam perjalanan atas itu,  tak kuasa kedua mata ini terpejam menahan penat jiwa. Anugerah yang tak tertahankan, dimana banyak juga penumpang lain terkulai menahan sebagian derita perjalanan ini: capek dan kantuk.

Berapa seringkah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada kita per harinya?

Bagi yang rajin akan berada di angka 165 kali atau lebih. Dengan catatan rajin berdzikir sehabis sholat wajib dengan membaca tahmid - Alhamdulillah 33 kali, selain tasbih dan takbir. Itu pun (kebanyakan) tanpa penghayatan karena sudah terbiasa sama sekali. Tapi, Alhamdulillah masih mending daripada yang hanya sambil lalu saja.

Ibn Athaillah dalam kitabnya - Al-Hikam - mendefinisikan syukur adalah sarana untuk memanfaatkan dan memelihara karunia-Nya. Hati yang bersyukur memperkuat dan memantapkan kebaikan yang ada. Orang awam mungkin hanya bersyukur saat mendapatkan kesenangan materi saja. Tetapi, orang yang dekat dengan Allah menyadari semua yang terjadi di dunia, baik itu nikmat atau musibah sekalipun akan senantiasa disyukuri. Siapa tidak mensyukuri nikmat, berarti menginginkan hilangnya. Dan siapa mensyukurinya, berarti telah secara kuat mengikatnya.

Allah Ta`ala berfirman : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (Q.S An-Nahl [16] : 114)

Bersyukur merupakan ibadah paling mudah, tetapi sangat sedikit orang yang menyadari dan melakukannya. Hanya hamba yang benar-benar beriman yang bisa mensyukuri setiap nikmat dan rizki yang telah Allah berikan. Sekecil apapun itu, jika kita bersyukur maka nilainya akan tinggi di mata Allah Ta`ala. Kita bisa menghirup udara segar, tangan kita bergerak melakukan apa saja yang kita mau, mata kita bisa melihat dengan jelas, kaki kita bisa berjalan dan tubuh kita tegap tanpa takut terjatuh, perut kita bisa mencerna makanan dengan tidak memuntahkannya, telinga kita masih bisa mendengar, itu semua nikmat dari Allah.

AllahTa’ala berfirman: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nahl 18)

Hati yang selalu ikhlas, ridla dengan takdir-Nya, lisan yang selalu ringan mengucap syukur dan berakhlaqul karimah terhadap sesama manusia merupakan bentuk nyata dari mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah, qana’ah, selalu mengambil hikmah terhadap segala permasalahan, maka hidupnya akan tentram, pikirannya tidak cemas, hatinya selalu bersih dari kesombongan dan kekufuran. Tetapi sebaliknya, orang yang tidak mau dan lupa bersyukur maka Allah akan mencabut nikmat yang telah diberikan-Nya dan mengganti dengan siksa yang pedih. Naudzubillahi min dzalik.

Janji Allah tak akan luput seperti pada surat Q.S Ibrahim [14] : 7, Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Oleh karenanya, perlu disadari jika kita bersyukur maka keimanan kita bertambah, ilmu kita bertambah, harta kita bertambah, amal kita bertambah. Bersyukur bukanlah hal sulit. Bersyukur bukanlah hal remeh yang mesti kita tinggalkan. Tapi sebaliknya harus kita tingkatkan, walau banyak yang lupa meninggalkannya. Karenanya ingatlah: “Fabiayyi Aalaa’i Robbikumaa Tukadz-dzibaan - Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang (bisa) kamu dustakan?”
Oleh: Faizunal
Gambar: http://1.bp.blogspot.com

Sumber : LDII

AMALAN YANG MENDATANGKAN REZEKI

amalan mendatangkan rejeki
Akhir – akhir ini saya menjumpai di beberapa majelis ta’lim, pigura berukuran besar dengan judul di atas. Ada perasaan curious melihatnya. Bukan karena bentuknya yang bagus, rapi, terstruktur dan eye catching, tetapi kepada jumlahnya. Kenapa hanya 9 yang ditulis, kalau nyatanya lebih dari itu. Mungkin orang sering terhipnotis dengan 9, sebagai angka keberuntungan, hokie atau sebagai angka terbesar dalam pengetahuan manusia. Tapi bagaimanapun, sebagai bentuk kreatifitas dan dalam rangka saling bernasehat, hal ini perlu diacungi dua jempol: like this. Berikut saya tambahkan yang mungkin bisa menjadi referensi yang lebih bermanfaat dan berdaya guna.
1.      Memperbanyak istighfar.

Berdasarkan sabda dari Rosulullah SAW dalam hadist riwayat Ahmad yang artinya "Barang siapa yang memperbanyak membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan segala kesusahan, menjadi kemudahan dan dari segala kesempitan Allah menjadikan jalan keluar dan Allah akan memberi rezeki untuknya dari yang dia sangka maupun yang tidak dia sangka".

Rosulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya rajul dicegah rezekinya, sebab dosa yang dikerjakannya.” (HR. Muslim) Sabda Rasulullahi SAW dalam Hadist Sunan Ibnu Majah yang artinya : "Sesungguhnya seorang laki-laki akan dihalang-halangi rezekinya sebab kesalahan (dosa) yang telah ia kerjakan".

2.      Memperbanyak Infaq Fiisabilillah.

Allah berfirman dalam Alqur'an Surat Al-Baqoroh ayat 261 yang artinya "Perumpamaan orang-orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui".

Dan juga Allah berfirman dalam Hadist Qudsi yang artinya "Allah yang Maha Mulya dan Maha Agung berfirman : infaqlah kalian maka Aku akan memberi nafkah untuk kalian". (HR.Bukhori).

3.      Memperbanyak Shilaturrahim (Menyambung Famili).

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisaa ayat 1, yang artinya "Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrohim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu".
Sabda Rasululloh SAW dalam Hadist Bukhori yang artinya "Barang siapa yang ingin diluaskan dalam rezekinya dan ingin di panjangkan dalam umurnya maka supaya menyambung famili".

4.      Senang menghormati tamu.

Berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam Hadist Riwayat Abu Syaikh yang artinya "Tamu datang dengan membawa rezekinya dan dia pergi dengan menghilangkan dosa kaum, dan Allah menghapus dari dosanya dan juga dosa-dosa kaum". Berdasarkan hadist ini, siapapun yang menjadi tamu harus dihormati jangan disia-siakan, sebab jika menyia-nyiakan tamu maka akan mendapat ancaman.

Juga sabda Rasulullah SAW; “Tamu datang pada kalian dengan membawa rezeki.” (HR. Muslim)

5.      Berusaha menjadi orang yang jujur dan amanat.
Rosulullah SAW dalam hadist riwayat ad-Dailami, bersabda "Amanah bisa menarik rezeki (mendatangkan) pada rezeki sedangkan khianat dapat menarik (mendatangkan) kemlaratan".

6.      Meningkatkan taqwa kepada Allah.

Firman Allah dalam Al Qur'an Surat At Tholaq ayat 2-4, yang artinya: "Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberi baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak di sangka-sangka.... Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memudahkan di dalam semua perkara orang tersebut".

7.      Memperbanyak tawakal kepada Allah.

Sesuai dengan firman Allah dalam Surat At Thoolaq ayat 3 , yang artinya : "...Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya....".Dan sesuai dengan sabda Rasulullahi SAW dalam Hadist Sunan Ibnu Majah, yang artinya : "Nabi Bersabda : seandainya kalian tawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal kepada Allah, niscaya Allah akan memberi rezeki pada kalian sebagaimana Allah memberi rezeki pada burung , ketika pagi burung dalam keadaan lapar namun ketika sore burung dalam keadaan kenyang".

8.      Selalu berprasangka baik kepada Allah (Husnudhon Billaah).

Berprasangka baik merupakan perintah dari Allah dan Rosul, ternyata mendatangkan rezeki dari Allah. Berprasangka yang baik merupakan inti dan sebaik-baiknya ibadah kepada Allah, sesuai sabda Rosulullahi SAW dalam Hadist Riwayat At Tirmidzi; “Sesungguhnya baiknya persangkaan kepada Allah termasuk sebaik-baiknya ibadah kepada Allah".

9.      Menertibkan Sholat Tahajud dan Berdoa 1/3 malam yang akhir.

Seperti yang dijelaskan dalam Hadist Bukhori, yang artinya : "Rosulullah SAW bersabda : Allah yang Maha Barokah dan Maha Luhur setiap malam turun ke langit dunia, ketika tepat pada waktu 1/3 malam yang akhir sambil berfirman : Barang siapa yang berdoa padaKu akan Aku kabulkan, barang siapa yang minta padaKu akan Aku beri dan barang siapa yang minta ampun padaKu akan Aku ampuni".

10.  Menertibkan membaca Surat Al-Waqiah.

Sabda Rasulllah SAW yang bermaksud: "Barangsiapa yang membaca surah al-Waqiah setiap malam, maka tidak akan tertimpa kesulitan selamanya " (Riwayat Ibn Mas‘ud: al-Azkar, al-Jami al-Soghir)

“Ajarkanlah surah Al-Waqi’ah kepada isteri-isterimu. Karena sesungguhnya ia adalah surah Kekayaan.” (Hadis riwayat Ibnu Ady)

11.  Merutinkan sholat dhuha (terutama 4 rekaatnya)

Rosululloh bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)

Hitungan ini bisa bertambah, atau malah berkurang. Yang terpenting adalah bagaimana hal ini bisa menginspirasi kita menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Jangan terpaku hanya urusan rezeki saja, maksudnya kekayaan thok. Sebab rezeki itu bermakna luas, bukan sekedar harta dan benda semata.
Oleh : Faizunal
Gambar: evakurniawan.wordpres.com
Sumber : LDII

Senin, 17 Juni 2013

KELUARGA BAHAGIA


seri keluarga bahagia 36Ketika pertama kali melangkahkan kaki ke jenjang perkawinan, sebenarnya ada satu hal yang mengganjal dalam diri saya. Bukan masalah harta, karena memang belum punya. Bukan masalah pekerjaan, karena memang belum kerja. Bukan juga masalah pilihan. Karena sudah memilih. Tetapi masalah cinta. Bisakah saya mencintai istri saya? Sepertinya ini pertanyaan konyol bin tolol yang tidak seharusnya terjadi. Bukankah orang akan menikah dengan orang yang dicintai? Bukankah sebelum menikah sudah mengenalnya? Tahu sifat dan karakternya? Dan sudah menjadi pilihannya? Tapi, itulah yang terjadi.

Sampai akhirnya saya benar – benar menjejakkan kaki, memasuki altar mahligai rumah tangga. Setapak demi setapak altar perkawinan itu terbuka, dengan seorang wanita yang disebut istri. Seorang perempuan yang sekarang berada di samping saya.  Ada dalam peluk - cium kehidupan saya, baik kala senang maupun susah. Bahkan dalam pelukan kehidupan itu telah memberikan saya (sebagai perantara) empat orang anak yang lucu, cakep dan ayu. Kenapa pertanyaan itu muncul? Ceritanya begini.

Beristri adalah berbagi. Kalau dulu semasa bujangan apa – apa adalah untuk diri sendiri, setelah beristri tentu sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Nah, dulu ketika bujangan saja tidak bisa mencintai diri sendiri, lah sekarang kok mencoba mencintai orang lain? Sebab orang harus bisa mencintai diri sendiri dulu toh, sebelum mencintai orang lain bukan? Atau sebaliknya, berhenti mencintai diri sendiri, kemudian mencoba untuk mencintai orang lain (istri).

Ya, itu benar sekali. Inilah kisah yang melatarbelakangi itu. Suatu saat ada seseorang yang bertanya kepada Abu Dzar al-Ghiffari, salah seorang sahabat Nabi SAW, tentang arti cinta. Dia bertanya,  ''Hai Abu Dzar, pernahkah engkau melihat orang yang berbuat jahat terhadap orang yang amat dicintainya?''

''Ooo, pernah. Bahkan sering saya melihatnya,'' jawab Abu Dzar. ''Dirimu sendiri itu adalah orang yang paling kamu cintai. Dan kamu berbuat jahat terhadap dirimu bila durhaka kepada Allah,'' jelasnya.

Merujuk pendapat itu, saya jadi mati kutu. Ada perasaan takut luar biasa. Karena seringnya berbuat durhaka. Sering menganggurkan diri dari amal sholih. Mengosongkan waktu dari pahala. Banyak bermain dan banyak melakukan hal yang tidak bermanfaat. Penampilan seenaknya. Apakah bisa ini disebut mencintai diri sendiri? Yang saya lakukan sesungguhnya merupakan perwujudan kebencian terhadap diri sendiri. Nggak sayang, nggak eman dengan badan sendiri. Dengan demikian, sebenarnya saya telah tega berbuat jahat terhadap 'orang' yang amat saya cintai bukan? Relevansinya, jangan sampai nanti istri cuma jadi korban. Hanya sebagai pelampiasan, tidak diperhatikan dan jadi obyek seperti orang yang didholimi. Tidak terpenuhi hak – haknya.

Maka, di awal – awal perkawinan saya sering katakan kepada istri, “Mari kita berpacu di jalan Allah. Sebab di sanalah cinta kita akan bersemi. Jangan mengharapkan cinta dari saya yang sulit mencintai diri sendiri. Mari cintai diri kita sendiri.” Kalimat puitis, yang saya yakin istri juga bingung menterjemahkannya, walaupun dia bilang, “ Ya.”

Sampai akhirnya hubungan itu mencapai kesetimbangan dan kesepahaman, bahwa dengan dasar yang sama, tujuan yang sama, di atas jalan – jalan Allah dan panji – panji cintaNya, di bawah rahmat dan bimbinganNya, akhirnya cinta itu bersemi. Mekar. Harum. Semerbak mewangi. Meminjam istilah sekarang, seperti layakanya “ketika cinta bertasbih”. Dan jawaban itu seolah muncul lewat sebuah dialog yang saya temukan tanpa sengaja berikut ini.

Sewaktu masih kecil Husain bin Abi Thalib (cucu Rasulullah SAW) bertaya kepada ayahnya, Ali ra: "Apakah engkau mencintai Allah?"
Ali ra menjawab, "Ya".
Lalu Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai kakek dari Ibu?"
Ali ra. kembali menjawab, "Ya".
Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai Ibuku?"
Lagi-lagi Ali menjawab,"Ya".
Husain kecil kembali bertanya: "Apakah engkau mencintaiku?"
Ali menjawab, "Ya".
Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?"
Kemudian Ali menjelaskan: "Anakku, pertanyaanmu hebat! Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi SAW), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah. Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah SWT.”
Dan kami pun mengerti dengan apa yang kami lakukan sampai saat ini. Jalan yang kami tempuh dalam meniti cinta Ilahi.

Dan kini, ketika rasa itu melambung tinggi,  tatkala saya bilang I love you full kepadanya, rasanya seperti bilang I love full my body. Justru, lantaran istri, saya mendapatkan kembali bagaimana jalan dan bentuk untuk bisa mencintai diri sendiri. Egois, tapi fantastis.  Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.(Fushilat:46)

Mirip cerita seorang sufi besar bernama Abu Bein Adhim. Ketika itu ia terbangun di tengah malam. Kamarnya bermandikan cahaya. Di tengah - tengah cahaya itu ia melihat sesosok makhluk, seorang Malaikat yang sedang memegang sebuah buku. Abu Bein bertanya: "Apa yang sedang anda kerjakan?" Aku sedang mencatat daftar pecinta Tuhan. Abu Bein ingin sekali namanya tercantum. Dengan cemas ia melongok daftar itu, tapi kemudian ia gigit jari. Namanya tidak tercantum di situ. Ia pun bergumam: "Mungkin aku terlalu kotor untuk menjadi pecinta Tuhan, tapi sejak malam ini aku ingin menjadi pecinta manusia".
Esok harinya ia terbangun lagi di tengah malam. Kamarnya terang - benderang, Malaikat yang bercahaya itu hadir lagi. Abu Bein terkejut karena namanya tercantum pada papan atas daftar pecinta Tuhan. Ia pun protes: "Aku bukan pecinta Tuhan, aku hanyalah pecinta manusia". Malaikat itu berkata: "Baru saja Tuhan berkata kepadaku bahwa engkau tidak akan pernah bisa mencintai Tuhan sebelum kamu mencintai sesama manusia".

Nah, lho,,,,,inilah bagian dari jalan syukur itu. Rahasia Ilahi dalam mengarungi bahtera cinta dalam rumah tangga. Menguak kebesaran-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat ar-Ruum ayat 21;

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu bertempat (memperoleh ketenangan dan ketentraman) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”

Mungkin di seberang sana ada yang berfikir, terus apa yang seharusnya dilakukan? Gampang. Bangunlah ketahanan berumah tangga. Raihlah predikat sakinah mawaddah warohmah dengan sebenar-benarnya.

Oleh : Faizunal Abdillah
Sumber : LDII

SHOLIH

anak sholehMinggu – minggu ini, pengajian di masjid terasa sepi. Sebabnya, banyak orang tua, khususnya ibu – ibunya yang ijin untuk mendampingi anak – anaknya belajar.  Alasannya, membantu menyiapkan anak – anaknya mengikuti THB atau semesteran agar naik kelas. Sebenarnya keadaan ini sungguh memilukan. Alih – alih menemukan solusi yang lebih baik, justru kondisi ini menjadi sebuah dalih yang dipaksakan harus bisa diterima untuk meninggalkan ngaji. Dari tahun ke tahun begitu terus. Berulang dan berulang. Dan rasanya tidak ada lagi antisipasi terhadap kondisi ini. Perubahan atau perkembangan yang berarti dari situasi ini pun tak ada. Misal membiasakan anak belajar secara rutin. Ngaji lancar, belajar sukses. Ngaji jalan, pendidikan berkembang. Namun, tetap saja begitu. Trenyuh --- pilu hati ini.

Seorang penasehat bertutur dengan bijak. “Nak, sekarang waktunya ngaji. Bapak tahu besok kamu ujian. Tetapi ngaji itu kewajiban yang lebih penting. Sekarang ayo ngaji dulu. Kamu bisa siapkan untuk ujian sebelum dan sesudah ngaji. Kalau habis ngaji kamu ngantuk, tidurlah dulu. Nanti Bapak bangunkan di sepertiga malam untuk doa dan terus belajar.”

Pagi sebelum berangkat si Bapak terus berpesan menguatakan hati si anak, “Nak, kamu sudah netepi kewajiban. Sudah belajar dan sudah doa kepada Allah. Sekarang berangkatlah untuk ujian. Bapak doakan kamu sukses. Allah pasti menolong. Kamu pasti bisa.” Pleng...!!! Seakan saya mendapatkan tamparan di wajah. Pipi kiri, kanan dan jidat kena juga. Nasehat yang jarang terdengar dan mampu diutarakan. Banyak hati – hati yang tertusuk dengan nasehat itu. Sebab sudah jarang dilakukan oleh kawanan yang disebut sebagai orang tua. Kata – kata yang asing, di tengah kelindan jaman.

Di tempat lain, saya membaca sebuah testimoni dari seorang bapak – salah satu saudara kita - atas keberhasilan anaknya yang mendapat beasiswa belajar di Negeri Hitler. Sebuah prestasi yang membanggakan tentunya. Sebab jarang yang mendapatkan pencapaian seperti itu. Tidak semua orang bisa. Banyak yang mencari, namun tidak seberuntung anaknya. Bukan hanya di kalangan kita, bahkan harus beradu dengan mereka semua, dari luar lingkungan kita. Perasaan bangga rasanya wajar. Sedikit membusungkan dada atas jerih payah selama ini seakan pantas. Apalagi dikaitkan dengan menceritakan nikmat sebagai bentuk kesyukuran yang dalam. Keberhasilan tidak datang tiba – tiba. Perlu usaha yang cerdas dan kontinyu. Dengan niat yang tulus, tentu menjadi hal yang sangat berharga sebagai kaca benggala buat yang lain. Haru. Jangan sampai pupus.

Di sembarang waktu di belahan bumi yang lain, saya mendapati rupa lain lagi. Sebuah nasehat yang begitu menghentak. Wajah lain dari kompleksitas kehidupan dari komunitas yang sama. Realita yang begitu menggoda untuk sekedar didengar. Bahkan saya pun mengalami sendiri kejadiannya. Seorang teman berusaha sekuat tenaga agar bagaimana anaknya bisa sekolah. Boleh bilang dipaksakan. Dengan lantang seorang pembina generus mengingatkan, sekarang banyak para ustadz dan penyampai merasa bangga setelah berhasil menyekolahkan anak – anaknya sampai ke ITM (Institut Teknologi Mbandung). Seolah mengirimkan pesan, jangan ikuti jalan saya. Jelas sekali kata – kata itu. Dan saya pun membisu. Tertekuk dalam, dalam ketermenungan yang sangat. Meratapi apa yang sedang terjadi.

Selanjutnya sang penasehat mengutip, kebanggaan menjadi pembawa dan pembela quran hadits semakin redup, walau kata dari kalangan nara sumbernya sendiri.  Yang paling nandes dari nasehatnya adalah banyak orang tua sekarang yang menyiapkan anaknya untuk pandai mencari dunia, bukan pembekalan agar pandai menyikapi dunia ini. Padahal mensikapi dunia inilah hal mendasar yang perlu dipersiapkan, sebagaimana tuntunan Allah – Rasul untuk menjadikan anak – anak orang iman anak yang sholih - sholihat.

Sampai di sini saya instrospeksi. Apakah saya berada di tempat yang salah dan waktu yang salah? Mengalami situasi periodical seperti hal di kompleks saya. Kadang membuat hati pegal. Membaca testimony yang membanggakan, laksana obat kuat untuk berpacu di dalamnya. Juga mendapati situasi yang mengerikan seperti cerita terakhir. Seakan langit mau runtuh. Mau dibawa kemana gerbong agama ini? Kita sering lupa. Ya, itu penyakit lama yang masih menjadi momok di masa modernitas jaman. Padahal Rasulullah SAW mengingatkan; “Ada empat perkara yang termasuk kebahagiaan, yaitu istri yang sholihah, anak – anak yang baik – baik (abroron), lingkungan tempat bergaul yang baik dan rejekinya berada di negeri sendiri.” (Rowahu Ibnu Asakir) Yang dimaksud abroron adalah kualitas yang setara dengan sholih, bahkan cenderung lebih. Abroron adalah penegasan - beriman lagi berilmu, sebagaimana firman Allah – yarfa’illah alladziina amanu walladziina utul ilma darojah, sebagai penjelasan lebih jauh gandengan alladziina amanu wa amilush-sholihaat.

Atau saya termasuk orang yang usil? Yang suka menunjuk hidung orang lain. Padahal sejatinya ketika satu jari menunjuk keluar, tiga jari menunjuk diri sendiri. Menyalahkan bukan tindakan yang tepat. Berdiam diri juga kurang santun. Semua menjadi cermin bahwa kita perlu segera berbenah. Mengambil tindakan yang perlu, baik dan terkontrol. Bukan bersiap pandai mencari dunia, tetapi bagaimana pandai bersikap menghadapi dunia ini. Mungkin kata kunci: pandai menyikapi dunia inilah yang banyak dilupakan.

Pada akhirnya, saya berpikir lagi, rasanya perlu lagi menggelorakan nasehat: beli kerbau dapat talinya – beli ranjang dapat kolongnya dan menanamkan dalam – dalam di setiap bilik sanubari setiap diri, dengan akar hati yang tulus dan dinding tekad yang kuat untuk meraihnya. Atau kita akan benar – benar tertinggal karenanya dan mendapati anak – anak kita tidak sholih lagi, walaupun pandai dan disanjung masalah dunia.
Oleh : Faizunal Abdillah

Sumber : LDII

QIYAMULLAIL BAANGUN MALAM

solat malam“Apa kabar Saudaraku?”

Sapaan lembut. Basa-basi atau lahir- batin tak ada yang tahu. Sebab sudah jamak ketika perjumpaan atau dua orang saling bertemu, hal kedua setelah salam tentu menanyakan kabar. Tapi dengan pertanyaan berikut ini, saya jadi tertegun. Antara malu dan menipu.

“Bagaimana keadaan sholat malammu?”

Kata – kata teduh dari pribadi yang sepuh. Jarang mendapatkan pertanyaan seperti ini ketika perjumpaan. Paling banyak setelah kabar, biasanya menanyakan pekerjaan, kemudian keluarga, lalu anak, terus istri dan kadang masalah tempat tinggal.  Begitu perhatiannya sesepuh ini sehingga menanyakan kabar sholat malam. Tak aneh, seolah-olah mimpi. Menjawabnya pun susah. Mau terus – terang tersipu. Mau berbasa – basi (baca bohong) gak terus-terang berani. Salting (salah tingkah) jadinya. Dan bahasa tubuh itu tertangkap basah dengan kearifan sesepuh ini, hingga ia tak perlu menunggu lama untuk terus melanjutkan wicara mencairkan suasana. Tak baik membuat susah tamu.

“Terus apa yang diandalkan dalam hidup ini?”

Semakin tersudut. Semakin terpojok dalam himpitan kesungguhan. Semua keakuan luruh. Menepi menuju jurang jatuh jati diri masing – masing. Sunyi yang menemani, menambah nuansa kekalahan hari ini. Tak ada rasa yang tersisa. Apalagi kebanggaan. Dan apa yang telah dilakukan selama ini bukanlah sesuatu yang bisa diandalkan. Serasa sia – sia semua. Aku terpaku.

“Tak usah segan. Saya perlu bicara ini kepada siapa saja. Mungkin karena kegalauan yang menghinggapi, melihat situasi yang ada. Perlu rasanya menghidupkan lagi lakon yang sudah mati ini sebagai kunci. Bukan menyerang. Bukan menghina. Pun bukan mengiba. Sebenarnya memberi motivasi. Memberi terapi. Kejutan, agar sunnah ini bisa hidup dan hidup lagi. ”
Aku semakin tidak mengerti. Di depannya serasa mati berdiri. Cahaya wajahnya meneduhkan. Sorot matanya penuh keagungan. Tutur katanya menyejukkan. Penuh berisi. Mencuci hati – hati kotor dengan rangkaian kalimat hikmah dari dua bibir lembutnya. Omong sak omong bergandeng dengan kesungguhan dan kebenaran. Sejatinya, sudah berulang kali saya mendengar dalil – dalil serupa. Namun di tangan sesepuh ini semua terasa berbeda. Begitu beryoni dan berisi.  Ini salah satunya;

‘Ketika Jibril datang pada Rosululloh SAW ia berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah sholat malamnya. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al-Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831)’

“Apa yang bisa saya katakan sekarang, kalau ternyata banyak jumlah orang iman tetapi tidak banyak yang mampu bangun malam. Sholat malam menjadi hal yang asing. Padahal seharusnya bangun malam adalah gandengannya orang iman. Orang yang mulia.”

Klakep. Ada dorongan luar biasa dalam diri ini. Tekad yang kuat untuk bisa bangun dan sholat malam. Rawe – rawe rantas, malang – malang putung. Apapun kondisinya. Ada pencerahan luar biasa dalam hati saya. Semangat untuk bisa bangun dan munajad di sepertiga malam tanpa jeda. Sebagai tanda kesyukuran. Sebagai tanda kesungguhan. Sebagai pencarian kemuliaan bagi pakaian keimanan. Kalau masih mengaku iman sebagai berjati diri.

“Wahai manusia siarkanlah salam dan berikanlah makanan dan sambunglah famili dan sholatlah di waktu malam ketika manusia yang lain tertidur, kalian akan masuk ke surga dengan selamat.” (Rowahu Ibnu Majah J-2)

Dan satu lagi pesan dari perjumpaan itu. Potret kekinian yang terus merebak. Dengan santunnya pinisepuh ini berkomentar, “Dulu setiap kali ngaji serasa melakukan outbond. Sekarang, banyak yang baru bisa merasakan “pengajian” setelah mengadakan acara outbond.” Kok bisa ya? Entah darimana kesimpulan ini datang. Yang pasti saya manggut – manggut mengiyakan. Wallahul musta’an, wa alaikal balagh, walaa haula walaa quwwata illaa billaah. (pf)
Oleh : Faizunal Abdillah

BENARKAH LDII SESAT?

Benarkah ldii sesat - ldii sesat - Mengapa Artikel ini masih berkeliaran dipostingan situs - situs diinternet indonesia. LDII bagaikan artis / tokoh yang selalu dibicarakan oleh orang. dan seperti suatu dagangan yang sedang ditawar. (Laku Keras), dan selalu saja dirintangi. Waw bisa jadi itu tanda - tanda kemurnian yang di amalkan oleh LDII (Agama Yang Benar).

benarkah ldii sesat - jalan satu - satunya adalah kita perlu mengikuti sejenak dalam pengajian Ldii untuk menjawab apakah benar ldii sesat? karena apa, agar kita tidak termakan oleh hasutan hasutan - adu domba - dari para profokator yang memang mereka memiliki Rasa Sakit Hati kemudian dilampiaskan dengan menjelek - jelekan ldii tersebut..

dari berbagai macam postingan mengenai ldii sesat semua nya sama.. kalo di urut urut - menurut psikologi , postingan mengenai ldii sesat itu ternyata sebuah pelampiasan dari rasa sakit hati (emosi) akibat sesuatu hal. Seperti : Hubungan sosial dll..

Namanya juga Hidup bersosial, disitu pasti terjadi suatu permasalahan, yang mana permasalahan itu bukan untuk dibesar - besarkan melainkan harus diselesaikan.Satu kata dari saya - bagi anda yang ingin mengetahui Benarkah ldii itu sesat?? jawabannya adlalah dengan cara mengaji . Namun untuk perbandingan anda juga perlu mengaji di ldii untuk mengetahui kebenarannya dari apa yang disampaikan apakah menurut Al-Quran dan Alhadist atau sebaliknya malah bertentangan..

Sekali lagi, Negara kita Negara Demokrasi - pemerintah membebaskan Rakyatnya menganut Agama yang mereka percaya kebenarannya.. Silahkan anda mencari agama yang anda anggap benar, janganlah anda termakan Hasutan orang lain , sebagai pelampiasan Sakit Hati dan anda menjadi Korbannya.

mungkin itu argument yang bisa saya ungkapkan , semoga dapat menjadi jalan keluar anda..
Menjawab kebenaran ldii, Apakan Ldii Sesat ??

Situs Utama Ldii : http://www.ldii.or.id

SUMBER : http://karyacita.blogspot.com/2010/07/benarkah-ldii-sesat.html

APA MOTIVASI WARGA LDII UNTUK MENGAJI?

Motivasi warga LDII untuk aktif mengaji adalah:

Pertama, untuk memenuhi kewajiban mencari ilmu berdasarkan firman Alloh ”Ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh”  dan sabda Rosulullah ”Mencari ilmu itu wajib hukumnya bagi orang Islam” .

Kedua sebagai landasan untuk beramal.

Sumber : LDII

METODE MANQUL

Manquul berasal dari bahasa Arab naqola-yanqulu, yang artinya adalah pindah. Maka ilmu yang manquul adalah ilmu yang dipindahkan dari guru kepada muridnya.

Dalam pelajaran tafsir, Tafsir manquul berarti mentafsirkan suatu ayat Al-Qur’an dengan ayat Al-Qur’an yang lainnya, mentafsirkan ayat Al-Qur’an dengan hadits, atau mentafsirkan Al-Qur’an dengan fatwa shohabat.

Dalam ilmu hadits, manquul berarti belajar hadits dari guru yang mempunyai isnad sampai kepada Nabi Muhammad, shollallohu’alaihi wasalam.

Sumber : LDII

MENUTUP AURAT DENGAN BENAR


busana wanita muslim sesuai syariahPerkenalkan saya adalah @ichsandgustavo, jelas saya memang bukan Perempuan, tapi saya Ingin berbagi Informasi Buat Kalian terutama Untuk Para perempuan Yg Menggunakan jilbab atau penutup Aurat khususnya mudi-mudi muslim yang menggunakan penutup aurat; hijab,jilbab,krudung, whatever .
Kalian mengenakanya hanya untuk sebuah fashion/trand zaman sekarang, tidak lain itu hanyalah sebuah KERDUS: KERudung DUSta.
Niat berjilbab hanya untuk pelengkap kecantikan semata itu SALAH BESAR, karena perlu kalian ketahui bahwa setiap kalian #wanita adalah jaring-jaringnya syaetan yang selalu dianggap mulya olehnya, sebagai mana hadits di bawah ini;

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «المَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ» : «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ»__________[حكم الألباني] : صحيح


Rasulullah SAW bersabda; ”Perempuan itu aurat, ketika keluar setan menganggap mulya”.

Keterangan: jika Seorang wanita ketika keluar di tempat umum, maka setan akan selalu menghias-hiasinya dengan menghembuskan perasaan cantik dan berharga sehingga menarik laki-laki untuk menggodanya.

Dari hadits di atas menyimpulkan bahwa, bagi kalian wanita yang sejatinya biasa saja (kalem) dalam bersolek atau yang bertingkah laku dan bersifat pendiam sekalipun, kalian akan tetap kilihatan WOW di mata laki-laki yang pandanganya terkalahkan oleh syetan.

Jadi, tanpa bersolekpun kalian wanita akan tetap terlihat menggoda karna syetan telah menghiasinya.

NAAAH !!! terus bagaimana bagi kalian muslimah yang suka berhias atau bersolek...?!

Sekarang saatnya kalian harus mengerti dan memahami.

Bayangkan Saja Yang Berjilbab Saja Bisa masuk neraka Apalagi Yang Tidak, Nah Setelah Kalian Tahu info Ini jangan Jadikan Hijab/Penutup aurat Sebagai Ajang Modis dan fashion Semata, Tadinya sii Ingin menutup Aurat dan mendapat Pahala Eh Malah bisa Masuk Neraka karena fashion dan Tuntutan jaman.

KASIAN SEKALI...

Tapi yg terpenting jika kalian Ingin Menggunakan Jilbab/Hijab Penuhi Kritaria cara Berjilbab/Hijab yang benar:

berhiaslah (berhijab/jilbab) dengan Niat yang baik lantaran untuk mensyukuri nikmat Alloh. Jangan sampai berhias untuk hal-hal yang diharamkan Allah.
dan haram hukumnya apabila Berhiasnya wanita bukan untuk suaminya.
Berhias dengan tetap memperhatikan aturan Alloh Rasul. yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:
1. pakaian menutup seluruh badan, kecuali wajah dan dua telapak
وَقَالَ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْها قَالَ: وَجْهُهَا وَكَفَّيْهَا وَالْخَاتَمُ
Al-’Amash meriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibni Abbas: dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali apa-apa yang nampak darinya, Ibnu Abas menegaskan: wajah dan telapak tangan dan cincinnya…
2. Pakaian tidak dijadikan sebagai perhiasan yang menarik perhatian orang lain
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا * سورة الأحزاب 59

Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

3. Pakaian tidak transparan
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ، فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «يَا أَسْمَاءُ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا» وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ رواه...رواه__________[حكم الألباني] : صحيح

Aisah Radhiyallohu anha meriwayatkan bahwa Asma’ binta Abu Bakar masuk melewati Rasulillahi SAW dan dan I (Asma’) mengenakan pakaian yang transparan maka Rasulullahi SAW berpaling darinya dan bersabda,”Wahai Asma’ sesungguhnya seorang perempuan ketika telah sampai haid (baligh) tidak pantas jika diperlihatkan darinya kecuali ini dan ini, dan nabi istarah pada wajah dan telapak tangannya.

4. pakaian tidak ketat dan menampakkan bentuk tubuh
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
: صنفان من أهل النار لم أرهما
قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس
ونساء كاسيات عاريات مائلات مميلات رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لايدخلن الجنة ولا يجدن ريحها وان ريحها لتوجد من مسيرة كذاوكذا )
رواه أحمد ومسلم في الصحيح .


“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya,
> yang pertama Kaum yang membawa cemeti/Cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia ,
> dan yang kedua adalah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok.Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]”.

5. tidak berbau wangi dan tidak memakai parfum
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ» __________[حكم الألباني] حسن
“Rasulullah SAW berabda: Manakah perempuan yang memakai parfum maka lewat pada kaum agar mencium baunya maka ia sudah berzina”.Keterangan: Seorang wanita yang sengaja memakai parfum dan bergaul dalam suatu kaum dengan niat sengaja memamerkan baunya maka hukumnya sama dengan dia berzina.

6. tidak menyerupai pakaian kaum pria atau pakaian wanita-wanita kafir

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ»__________[حكم الألباني] : حسن صحيح


“Rasulullah SAW bersabda.”Barangsiapa berpakaian seperti suatu kaum maka ia masuk dalam golongan kaum tersebut”.

7. Tidak mengenakan pakaian untuk menjadi terkenal / mencari popularitas

عَنْعُثْمَانَ بْنِ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ مُهَاجِرٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ أَلْبَسَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ

Rasululloh SAW bersabda,”Barangsiapa mengenakan pakaian dengan niat ingin terkenal maka Allah memberinya pakaian hina pada hari kiamat kemudian membara dalam neraka”.

dari keterangan dan dalil-dalil di atas tentunya kalian tau dengan jelas apa yang seharusnya kalian kenakan.

SEKIAN
semoga bermanfaat
الحمد لله جزكم لله خير
Sumber gambar : yousaytoo.com
Sumber      : LDII

PACARAN = MAKSIAT




Perdebatan mengenai status "berpacaran/­bertunangan" baik Via dunia maya ataupun dunia nyata , silahkan untuk direnungi :

1. “emang pacaran dalam Islam nggak boleh ya?” | iya, Rasul melarang segala jenis khalwat (berdua-duaan) yg bukan mahram, termasuk pacaran
2. “walaupun beda negara? LDR gitu” | mau beda negara, mau beda alam, mau beda dunia, mau LDR mau tetangga, tetep aja haram
3. “kan pacarannya nggak ngapa-ngapain?”­ | nggak ngapa-ngapain aja dapet dosa, rugi kan? mendingan nggak usahlah
4. “tapi kan kita punya perasaan” | so? punya perasaan nggak buat kamu boleh melanggar hukum Allah yang kasi kamu perasaan
5. “kalo pacarannya bikin positif?” | positif hamil maksudnya?
6. “hehe.. jangan suudzann, maksudnya bersamanya bikin rajin shalat geto” | shalatmu untuk Allah atau untuk pacar? pernah denger ikhlas?
7. “nggak, maksudnya kita, dia kan ber-amar ma’ruf..” | halah, dusta, mana ada kema’rufan dalam membangkang aturan Allah :)
8. “kalo orangtua udah restui?” | mau orangtua restui, mau orangutan, tetep aja pacaran maksiat
9. “katanya ridha Allah bersama ridha ortu?” | wkwk.. ngawur, dalam taat pada Allah iya, dalam maksiat? masak ortu lebih tau dari Allah?
10. “jadi nggak boleh nih? kl dikit aja gimana?” | eee.. nawar, emang ini toko besi kulakan?
11. “terus solusinya gimana? kan Allah ciptakan rasa cinta?” | nikah, itu solusi dan baru namanya serius
12. “yaa.. saya kan masih belum cukup umur” | sudah tau belum niat nikah, kenapa malah mulai pacaran?
13. “pacaran kan enak, nikmat” | iya, nikmat bagi lelaki, bagimu penyesalan penuh airmata nanti
14. “pacar saya udah bilang dia serius sih, 6 tahun lagi baru dia lamar saya” | itu mah nggak serius, sama aja teken kontrak untuk sengsara
15. “pacar sy bilang nunggu sampe punya rumah baru lamar” | itu agen properti atau calon suami? nggak serius banget
16. “pacar sy bilang nikahnya nanti kalo udah cukup duit” | alasan klise, itulah yg cowok katakan untuk tunjukkin betapa nggak komit dia
17. “pacar sy bilang mau nikah tapi tunggu saudaranya nikah dulu” | ya tunda aja hubungannya sampe saudaranya nikah
18. “pacar sy bilang dia siap, tapi nunggu lulus” | alasan yang paling menunjukkan ketidakseriusan­, nggak siap tu namanya
19. “pacar sy siap ketemu ortu sy sekarang juga, tapi sy yg belum siap” | cape deeh (=_=);
20. “ya udah, kakak-adik aja ya?” | wkwk.. maksa banget sih mau maksiat? giliran suruh shalat aja banyak alasan
21. “terus yang serius itu yang gimana?” | yang berani datangi wali-mu, dan dapet restu wali-mu dan menikahimu segera
22. “iya, sy udah putusin pacar, dia mau bunuh diri katanya” | tuh, tau kan mental lelaki pacaran, suruh nguras laut aja lelaki begitu
23. hal terserius yang bisa dilakukan yg belum siap adalah memantaskan diri | bukan justru mengobral diri

Pahamilah agama, kaji Islam, perjuangkan Islam sebagai persiapan, itu baru serius agar pantas dirimu jadi pasangan dan ortu yg baik
cinta ada masanya, pantaskan diri untuknya bukan dengan pacaran, dan syahwat pake badan
kalau siap walau nikahnya harus besok, barulah ta’aruf karena ta’aruf bukan mainan bagi yg belum siap jadi serius bagi yg sudah siap adalah dengan nikah, sementara serius bagi yg belum siap adalah mendekat dan taat pada Allah.

pesan saya buat orang tuanya, anda jangan banga jika punya anak yang PACARAN, masa anda membiarkan anak dalam kemaksiatan, masa anda tega membiarkan anak terjerumus, dan masa juga anda orang tua malah membiarkan anak masuk dalam neraka...

ITU SAJA. semoga bermanfaat
oleh: achmad ichsan

Sumber : LDII

Matinya sang kematian


"La yasta'khiruuna saatan wala yas taqdimuun" ...

Tak bisa telat sedetikpun atau lebih awal sedetikpun.

Semuanya sudah terprogram, rapi, tersusun, terencana tapi unpredictable dan yang pasti Allah mempercayakan prosesi ini pada sosok yang tepat "IZROIL", malaikat yang saklek dengan aturan tanpa kompromi dan tawar menawar.

Pokoknya "Yang pernah hidup di dunia, pasti akan mati tepat pada jadwal yang sudah ada di server utama "LAUHIL MAHFUDZ"". Perlu diketahui kawan tinta Allah telah kering yang sudah JADI lama sekali bahkan sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.

Peraturan tentang kematian Adalah :

1. Datang pada sesuatu yang pernah hidup

Allah SWT berfirman : "Kullu Nafsin Dzaaiqotul Maut" ( 3 : 185 )
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati

Tenang saja kawan ... gak usah merinding, takut, atau ngeri. Biasa sajalah ... Masih bernafas kan.. ?? ( alhamdulillah dulu dong .. :) )

2. Datangnya sewaktu-waktu

Allah SWT berfirman "Ainama takuunu Yud'riikumul mautu Walau kuntum fii Burujim Musyayyadah" ( 4 : 78 )
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.

Sayangnya malaikat Izroil bukan mbah Google yang setia menjawab setiap pertanyaan kita. Malaikat Izroil juga gak punya operator hotline yang bisa menjawab telpon kita setiap saat kita butuhkan.
Makanya manusia secerdas Einstein aja gak tahu kapan ajalnya. Belum ada dan saya jamin gak bakalan ada sebuah penemuan manusia yang bisa nemuin "Kalkulator usia" ... Alat untuk menghitung ajal manusia.

Dan sayangnya juga malaikat Izroil juga tetap bisa melakukan tugasnya dimanapun dengan cara apapun ...
Gak butuh "Death note",
Gak terpengaruh harga BBM yang naik,
Gak bisa KO sama Bodyguard sekuat apapun
Gak ada yang bisa kucing-kucingan sama malaikat yang satu ini kayak di film "Christmas Caroline".
Gak ada yang bisa diajak tukeran,
Kalo waktunya datang gak bisa nawar, bahkan Koruptor selicik apapun gak bisa melobi usianya sendiri.

3. Kematian bukanlah akhir segalanya

Jangan percaya kalo ada yang bilang "Hidup cuma sekali". Yang bener "Mati itu cuma sekali, kalo hidup berkali-kali, sebelum hidup ini kan udah pernah hidup di alam arwah sama alam kandungan, bahkan abis mati kita idup lagi". ( Bukaan, bukan reinkarnasi macam kerasakti ato Avatar gitu ... Maksudnya dibangkitkan lagi untuk menerima rapor di Hari Kebangkitan Internasional trus kita hidup deh di akhirat )

Allah SWT berfirman : Fiiha tahyauna wa fiiha tamuutuuna wa fiiha tukhrojuun ( 7 : 25 )
"Disanalah ( Bumi ) kalian dihidupkan, disanalah kalian dimatikan, dan disanalah kalian dibangkitkan"

4. Sudah ada jadwalnya

Dan kalo jadwalnya udah dateng, Malaikat Izroil pasti datang. Gak bakalan ada dialog macam iklan rokok "Wani piro?" ( Kecuali dulu nabi Musa AS ).

"Wa maa kaana linafsin an tamuuta illa biidznillahi kitaaban muajjala" ( 3 : 145 )
Tiada sesuatu yang hidup kecuali dengan idzin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.

Hehe tenang saja kawan .... kalau belum waktunya gak akan datang kok Malaikat Izroilnya. Walopun misalnya ada orang yang udah pengen mati, trus manggil manggil malaikat Izroil, sms, bbm, mensen, ngewall hehe ( emang malaikat Izroil punya hp).


5. Ada saat dimana Kematian akan mati
Akan tiba saat dimana Allah akan memensiunkan Izroil yakni ketika Kematian telah mati.

Dalam Kitabu Sifati jannah wannar diterangkan bahwa suatu hari diakhirat nanti penduduk surga dan penduduk neraka harus menghentikan aktivitasnya, Allah akan memberi pengumuman pada seluruh penduduk akhirat. Penduduk surga khawatir, jika kehidupan nikmatnya disurga akan berakhir. Penduduk Neraka bahagia, karena mungkin siksaannya akan berakhir. Kemudian Allah memberi pengumuman bahwa kematian telah diserupakan dengan kambing, dan pada hari itu kematian akan disembelih mati. Semenjak saat itu, tak ada lagi kefanaan, semua hidup selamanya. Yang di neraka disiksa selamanya tanpa terhenti waktu. Yang di surga nikmat kekal selamanya.

6. Menjadi Peringatan Buat Orang iman

Kalo Kholifah Umar pernah ngendikan, "Kafaa bil mauti Mauidzoh", Cukuplah kematian menjadi peringatan.

Mau apa lagi sih ... Pada akhirnya kan manusia cuma satu aja bisanya ... "menuhin kuota umurnya dengan ngisi buku catatan amal"

Nah, pertanyaannya ... sampai detik ini, sampai hembusan nafas yang ini, catatan mana yang paling banyak terisi ...

DEMI KIAAAAAAAAAAAN!!
oleh: Dika Syahida
Sumber :LDII

HAJI

Haji adalah salah satu rukun Islam. Ibadah haji ke Baitullah sekali dalam seumur hidup wajib hukumnya bagi setiap Muslim yang mampu melaksanakan . Kewajiban haji dapat dilihat dari ayat Allah di dalam Al-Quran Surah Ali Imron ayat 97 dan hadist-hadist Nabi berikut.
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (97)
… dan bagi Allah wajib atas manusia haji ke Baitullah bagi siapa yang mampu baginya jalan, dan barang siapa kufur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari seluruh alam.
[Surah Ali Imron ayat 97]

8 – حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، قَالَ: أَخْبَرَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ “
… Rasulullah SAW bersabda: “Islam didirikan atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan haji, dan puasa pada bulan Ramadhan.
[Hadist Shohih Bukhari No. 8 Kitabul Iman]
 
Sumber : Pengajian LDII

HAJI QIRON

Peta Haji - LDII


Jamaah haji wukuf di Arofah 9 Dhul-Hijjag, mulai matahari terbenam




Jamaah haji meninggalkan Arafah petang 9 Dhul-Hijjah menuju Muzdalifa




Jamaah haji mabit / bermalam di Muzdalifa dan mengumpulkan kerikil untuk lempar Jumrah besok pagi di Mina






Jamaah haji melempar Jumrah Aqobah waktu dhuha di Mina 10 Dhul-Hijjah



Haji Qiron yaitu mengerjakan ihram haji digandeng dengan umrah dalam bulan haji dari miqot. Pakaian ihram dikenakan menerus mulai umrah sampai dengan melempar jumrah aqobah pada tanggal 10 Dhul-Hijjah setelah itu baru lukar. Bulan haji adalah tanggal 1 Syawal sampai 10 Dhul-Hijjah.
Bagi jamaah yang melaksanakan haji Qiron diwajibkan menyembelih dam / hadiyah berupa seekor unta atau yang sejenisnya. Menyembelih unta bukan merupakan denda atas pelanggaran haji namun semata-mata sebagai menetapi rangkaian kewajiban ibadah haji.
Haji Qiran adalah tata-cara haji yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW pada Haji Wada’ tahun 10 Hijriyah. Dalam hadist Ibni Majah No. 2916, 2968 dan 2969 sahabat Anas bin Malik menceritakan bahwa ia mendengarkan Rasulullah SAW mengucapkan niat umrah dan haji sekaligus.
2917 – حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، وَعُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ، قَالَا: حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: إِنِّي عِنْدَ ثَفِنَاتِ نَاقَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عِنْدَ الشَّجَرَةِ، فَلَمَّا اسْتَوَتْ بِهِ قَائِمَةً، قَالَ: «لَبَّيْكَ بِعُمْرَةٍ وَحِجَّةٍ مَعًا» وَذَلِكَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ
__________
[حكم الألباني] صحيح الإسناد
… Anas bin Malik meriwayatkan, sesungguhnya saya berada di dekat dua lutut ontanya Rasulillah SAW dekat pohon. Ketika Nabi tegak berdiri, Beliau mengucapkan: “لَبَّيْكَ بِعُمْرَةٍ وَحِجَّةٍ مَعًا” demikian itu dalam haji wada’.
[Hadist Ibni Majah No. 2916 Kitabu Manasik]

2968 – حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى مَكَّةَ، فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: «لَبَّيْكَ عُمْرَةً، وَحِجَّةً»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Anas bin Malik meriwayatkan: Saya keluar bersama rasulillah SAW ke Mekah, maka saya mendengar Nabi mengucap: “لَبَّيْكَ عُمْرَةً، وَحِجَّةً”
[Hadist Ibni Majah No. 2968 Kitabu Manasik]

2969 – حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ: حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَبَّيْكَ بِعُمْرَةٍ، وَحِجَّةٍ»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… dari Anas, sesungguhnya Nabi SAW mengucap: “لَبَّيْكَ بِعُمْرَةٍ، وَحِجَّةٍ”
[Hadist Ibni Majah No. 2969 Kitabu Manasik]

2971 – حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو طَلْحَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «قَرَنَ الْحَجَّ، وَالْعُمْرَةَ»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Ibnu Abas meriwayatkan: Abu Thalhah bercerita kepadaku, sesungguhnya Rasulalloh SAW menggabung haji dan umrah.
[Hadist Ibni Majah No. 2971 Kitabu Manasik]

2975 – حَدَّثَنَا مُحْرِزُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَحْرَمَ بِالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ، كَفَى لَهُمَا طَوَافٌ وَاحِدٌ، وَلَمْ يَحِلَّ، حَتَّى يَقْضِيَ حَجَّهُ، وَيَحِلَّ مِنْهُمَا جَمِيعًا»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… dari Ibna Umar, sesungguhnya Rasulallahi SAW bersabda: “Barang siapa ihram untuk haji dan umrah, cukup bagi keduanya tawaf satu kali, dan tidak lukar sampai selesai hajinya, dan lukar dari keduanya (umrah dan haji) bersama-sama”.
[Hadist Ibni Majah No. 2975 Kitabu Manasik]

Tata-cara Ibadah Haji Qiran

Rangkaian praktek pelaksanan ibadah Haji Qiran adalah sebagai berikut:
  1. Mulai ihram dari miqat dalam bulan haji (1 Syawal sampai dengan menjelang pelaksanaan haji) dengan mengerjakan:
    • Mandi seperti mandi jinabat.
    • Memakai pakaian ihram
    • Shalat sunah 2 rakaat di miqat.
    • Membaca niat umrah dan haji (Umrah digandeng langsung dengan haji) , contoh: لَبَّيكَ اللهُمَّ حَجًّا وَعُمْرَةً
  2. Berangkat ke Baitullah dari miqat sambil terus-menerus membaca talbiyah dengan suara keras.
    «لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ، لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ»
  3. Mengerjakan umrah (tawaf di Baitullah diakhiri dengan salat 2 rakaat di belakang Makom Ibrahim kemudian dilanjutkan Sa’i Safa Marwah). Setelah selesai umrah tidak lukar, tetap memakai pakaian ihram sampai waktu pelaksanaan haji tanggal 8 Dhulhijjah dan seterusnya. Selama mengenakan pakaian ihram berlaku larangan-larangan ihram, termasuk tidak boleh menjimak istri.
  4. Tanggal 8 Dhul-Hijjah berangkat menuju ke Arafah untuk mengerjakan wukuf. Dalam perjalanan terus melafadkan talbiyah dengan suara keras. Perjalanan ke Padang Arafah bisa dilakukan dengan berjalan kaki (Masiyan) atau naik kendaraan (Rokiban).
  5. Tanggal 9 Dhul-Hijjah , wukuf di Arafah mulai waktu matahari condong ke barat sampai matahari terbenam. Shalat dhuhur dan asar dilakukan dengan qasar jama’ taqdhim. Selama wukuf memperbanyak doa:
    «اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ كَالَّذِي نَقُولُ وَخَيْرًا مِمَّا نَقُولُ، اللَّهُمَّ لَكَ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي، وَإِلَيْكَ مَآبِي، وَلَكَ رَبِّ تُرَاثِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَاتِ الأَمْرِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا يَجِيءُ بِهِ الرِّيحُ»
    Dan boleh ditambah doa-doa lain.
  6. Sore hari setelah matahari terbenam meninggalkan padang Arofah menuju Muzdalifah sambil terus menerus membaca talbiyah atau takbir dengan suara keras.
  7. Pada malam tanggal 10 Dhul-Hijjah bermalam / mabit di Muzdalifah.
    Pekerjaan di Muzdalifah:
    1. Salat maghrib dan isha’ qoshor jama’ ta’khir.
    2. Mengumpulkan kerikil untuk melempar jumrah di Mina besok harinya.
    3. Bermalam / mabit.
    4. Shalat subuh lalu berhenti sebentar untuk berdoa sampai agak terang.
  8. Pagi hari sebelum matahari terbit meninggalkan Muzdalifah berangkat menuju Mina dengan terus-menerus membaca talbiyah atau takbir.
    Amalan di Mina:
    1. Pada waktu dhuha melempar jumrah aqobah tanggal 10 Dhul-Hijjah. Tata cara melempar jumroh sebagai berikut:
      • Arah Baitullah di sebelah kiri dan Mina (tempat mabit) disebelah kanan.
      • Melempar tugu jamarat sampai kena sebanyak 7 (tujuh) kali. Lemparan yang meleset / tidak kena tidak dihitung.
      • Membaca takbir pada saat akan melempar atau bersamaan dengan kerikil yang dilemparkan atau sesudah batu mengenai tugu jamarat.
    2. Menyembelih hadiyah (onta). Menyembelih onta wajib bagi jamaah yang melaksanakan haji Qiran.
    3. Cukur gundul / menggunting rambut kepala.
    4. Lukar dan semua larangan ihram sudah halal kecuali menjima’ istri.
  9. Tawaf Ifadhoh, boleh ditunda bagi yang berhalangan namun tidak boleh berhubungan badan suami istri sebelum tawaf ifadhoh.
  10. Pada malam tanggal 11, 12 dan 13 Dhul-Hijjah bermalam / mabit di Mina dan siang harinya mulai matahari condong ke barat sampai sebelum terbenam, melempar jumroh Ula – Wustho – Aqobah.


    Bagi jamaah yang nafar awal amalan mabit di Mina dan melempar 3 jumrah cukup sampai tanggal 12 Dhul-Hijjah. Sebelum matahari terbenam harus sudah meninggalkan Mina.
  11. Menjelang pulang mengerjakan tawaf wada’ (tawaf perpisahan)
Sumber : Pengajian LDII

HAJI IFROD

Jamaah yang melaksanakan haji Ifrod umrahnya 9Tawaf dan sa'i dilaksanakan di luar bulan haji.




Sa'i Safa Marwa sebagai bagian dari umrah haji dilaksanakan di luar bulan haji. Bulan haji adalah 1 Syawal - 10 Dhul-Hijjah
Salah satu rukun haji adalah umrah, yaitu tawaf di Baitullah dan Sai antara bukit Safa dan bukit Marwa. Jamaah yang melaksanakan ibadah haji juga wajib mengerjakan umrah. Umrah haji bisa dilaksanakan dalam bulan haji atau di luar bulan haji. Haji Ifrod adalah haji yang umrohnya dikerjakan di luar bulan haji, boleh sebelumnya atau sesudahnya. Bulan haji adalah mulai tanggal 1 Syawal sampai 10 Dhul-Hijjah.
Contoh haji Ifrod adalah hajinya Aisyah r.a. bersama Rasulillah s.a.w. pada tahun 10 Hijriyah sebagaimana tertulis dalam Hadist Sunan Ibni Majah No. 3000 Kitabu Manasik. Dalam haji wada’ bersama Nabi itu Aisyah melaksanakan umrah setelah selesai haji yaitu di luar bulan haji, karena selama tiba di Mekah sampai waktu pelaksanaan haji ia tidak dapat melaksanakan tawaf di Baitullah karena terhalang haid. Wanita yang sedang haid dapat melaksanakan semua rukun haji kecuali tawaf di Baitullah, tidak boleh.

Dalam Haji Ifrod jamaah tidak berkewajiban membayar dam, shodakoh atau puasa.

Sumber :Pengajian LDII

HAJJI TAMATU'

Rute perjalanan haji Mekah - Arafah - Muzdalifa - Mina - Mekah
Rute perjalanan haji
Mekah – Arafah – Muzdalifa – Mina – Mekah
Ibadah haji adalah rangkaian amalan yang terdiri dari UMRAH (tawaf di Baitullah dan Sa’i safa Marwa), dan HAJI (wukuf di padang Arafah pada 9 Dhul-Hijjah, melempar jumrah Aqobah di Mina pada 10 Dhul-Hijjah dan Tawaf Ifadoh). Seorang Muslim yang berhaji juga wajib mengerjakan umrah. Haji Tamatu’ adalah haji yang umrahnya dilaksanakan pada bulan haji (tanggal 1 Syawal sampai menjelang pelaksanaan haji 9-10 Dhul-Hijjah) namun umrahnya dipisah dengan haji. Setelah selesai umrah, cukur gundul / menggunting rambut kepala dan lukar dan semua larangan ihram sudah halal termasuk boleh menjima’ istri.
Sambil menunggu pelaksanan ihram haji pada bulan haji tahun itu juga, jamaah boleh beraktivitas bebas, bersenang-senang, seperti: memakai minyak wangi atau berhubungan badan suami istri. Tamatu’ berarti “bersenang-senang”. Miqat ihram haji tamatu’ mengikuti miqat ahli Mekah yaitu dari pondokan masing-masing.
Haji tamatu’ adalah kategori ibadah haji yang banyak dilakukan oleh jamaah Indonesia. Jamaah yang melaksanakan haji tamatu’ dikenakan dam berupa seekor kambing, atau seekor sapi atau seekor onta atau sejenisnya. Apabila tidak bisa mewujudkan hadiah / dam maka bisa diganti dengan puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan dalam haji dan 7 hari setelah pulang ke tanah air.

Sumber : Pengajian LDII

Niat Karena Allah

lillahi ta'ala
Niat Karena-Alloh atau Lillaahi-Ta’ala yaitu “Yarjuuna Rohmatahu Wayakhoofuuna Adzaabahu” alias niat yang hanya berharap Rohmat Alloh (ridho Alloh & Surga Alloh) dan hawatir/takut dari Azab/siksa/neraka Alloh, mudah diucapkan namun dalam prakteknya perlu perjuangan dan konsistensi. Yap, beribadah kepada Alloh yang semata diniati karena-Alloh akan mendatangkan pahala dan pertolongan Alloh, sebaliknya bila beribadah yang tidak dilandasi karena-Alloh bukan hanya tidak  mendatangkan pahala namun lebih dari itu malah merugikan diri kita sendiri. 
Niat karena Allah
Jadi hanya amalan yang "karena-Alloh" saja yang akan dibalas pahala oleh Alloh.
Masih Ingat khan dalam Hadits diceritakan ada orang yang ahli membaca Quran, ahli perang hingga ia mati dalam peperangan tersebut dan ahli shodaqoh. Saat didatangkan dihadapan Alloh dan diperlihatkan pahalanya/ganjaran pengamalan mereka, Alloh bertanya kepada mereka beramal apakah hingga pahalanya sedemikian besar. mereka menjawab kami beramal karena-Mu ya Allah! Alloh pun menjawab : “kadzabta!” alias bohong kamu! kamu ahli membaca Quran karena ingin disebut ahli membaca quran, kamu shodaqoh karena kamu ingin disebut dermawan, kamu berperang karena kamu ingin disebut pemberani..

Wadaw! ketahuan deh, ternyata amalan besarnya tidak dilandasi karena-Alloh. Akhirnya ketiga orang tersebut diseret malaikat atas perintah Alloh untuk dimasukkan neraka, masyaAllah! tanya kenapa? karena ibadahnya riya annas (pamer kepada manusia), sum’ah (ingin didengar).

Banyak pekerjaan ibadah yang rentan perubahan niat ini. Niat bisa terdeviasi dan terdeformasi. Niat Karena-Alloh dan tidak, perbedaannya tipis.  Niat Karena-Alloh hanya diketahui Alloh dan dirinya, malaikat saja tidak tahu kita karena-Alloh apa tidak. Kita hadir ke pengajian sudahkah diniati niat karena-Alloh? bukan karena faktor “kebiasaan” misal hari Senin dan Rabu “biasanya” ada pengajian tanpa dipasang niat karena-Allohnya. Apakah kita datang ke pengajian karena “seseorang” misal karena ada “kecengan“? hehe..apa ada yang kene’an ya? kita perlu memantapkan dalam hati apapun ibadah (sholat, zakat, puasa, ibadah haji kita, shodaqoh kita, amal shalih kita) bukan karena ingin dilihat orang lain, bukan karena ingin di dengar oleh orang lain, bukan karena ingin dapat pujian manusia, bukan karena pamer amalan, dll atau karena orang lain tidak mengerjakan amal shalih tersebut kemudian kita juga tidak mengerjakan, lha pahala & surga khan untuk kita sendiri, pahala yo kanggo awakku dewek, kangge kiyambak.
karena Allah
Sering juga kita ada amalan amal sholih, misalnya menjadi panitia dalam kegiatan ibadah. Nah, kadang niat karena-alloh kita juga diuji. Kita memang mau membela agama Alloh, dalam rangka li ‘ila’i kalimatulloh, dalam rangka menetapi dalil “intangshurulooha yanshurkum wayutsabbit aqdaamakum”, dalam rangka melancarkan agama Alloh, laah terus tahu-tahu tidak kebagian kaos panitia, naah mulai deh syetan menggoda niat kita. “sudah, nggak usah datang lagi musyawaroh panitia, tuh khan tidak dihargai (emang harganya berapa?hehe), tuuh khan tidak diperhatikan alias dikacangin (dicuekkan), sudah kalau begitu tidak usah dikerjakan amal sholih jadi panitianya, mengundurkan diri saja”, akhirnya mutung alias pundung tidak mau amal shalih gara-gara tidak kebagian kaos..atau karena hal-hal lain misal tidak kebagian konsumsi, tidak dapat pujian dari hasil kerja kerasnya, shodaqoh kemudian ternyata namanya tidak kesebut sebagai donatur, usulan dan sarannya dalam musyawaroh tidak dipakai, atau malah sebaliknya usulan dan sarannya selalu dipakai dan menjadi rujukan, dll.
Kalau dinasehati, “ya mas khan nggak ngerasain, saya yang ngerasain mas, pediih mas, bagaimana sakit hati ini tidak kebagian kaos..” lalu berdendang lagu dangdut ” sakit hatiiku, tiada terobaati, walau sejuuta senyum kau beriikan…” terereret. .treeet..tret..tret..treeet..tret…

Jadi, niat karena-Alloh mudah diucapkan, berat dalam pelaksanaannya khan? kadang-kadang karena hal sepele, lupa deh dengan niat semula yang hanya berharap Ridho Alloh, surga Alloh semata.

Kita ibadah memang harus dipasang niat karena-Alloh, kita ibadah memang berharap Ridho Alloh dan tentunya dimasukkan surga Alloh, sesuai doa kita “Robbanaa aatina fiddunya hasanah, wafil aakhiroti hasanah, waqinaa adzaabannar”, “Allohumma inni as aluka ridhooka waljannah, wa a’uudzubika min sakhotika wannar” Kita ibadah ya tentunya harus ada pengharapan khan, dan Alloh memerintahkan demikian, dalam doa-doa yang diajarkan Rasulullah juga demikian yaitu mencari ridho dan Surga Alloh dan supaya terhindar dari adzab dan neraka Alloh.

Kalau dalam bahasa sunda “nganjang ka pageto” kita beribadah harus dilandasi visi-misi jauh ke depan, yaitu masuk surga Alloh selamat dari neraka Alloh, tentunya berarti mendapat ridho dan pertolongan Alloh.

Naah, kami kasih bocoran ya, niat ibadah warga LDII. Niat kami beribadah hanya ingin masuk surga selamat dari neraka Allah.  So,  jangan takut ngaji di LDII, kami sama sekali tidak ada niat ingin mendirikan negara Islam sedikitpun, apalagi makar terhadap negara, naudzubillah min dzaalik. Karena, kalau niat mendirikan negara Islam, itu hanya skala duniawi, niat kami lebih jauh ke depan yaitu hanya ingin masuk surga selamat dari neraka, tidak ada lain. Anda akan kecewa kalau bergabung di LDII kalau niatnya selain niat karena-Alloh, niat karena keduniaan tadi, termasuk misal karena terpengaruh isyu kalau masuk LDII bisa tuker menuker istri, weleh..weleh..aya-aya wae eta isyu ti jalma nu lieur teh..
Moal aya atuh kang tuker menuker istri di LDII mah, jangankan tuker-tukeran istri, lha wong salaman dengan yang bukan mahrom saja dihindari apalagi sampe blokir-blokiran istri, emangnya maen catur bisa blokir benteng dan raja..wkwkwk..
Atau masuk ke LDII (btw gimana masuknya ya, apanan tidak ada kartu anggotanya), maksudnya ikut aktif di pengajian di LDII gitu loh, gitu aja kok nanya. (hehe emangnya siapa yang nanya, siapa yang jawab?). santei aje bro, ini khan forum obrolan santei, ojo serius-serius amat..ternyata ikut pengajian atau kegiatan LDII karena kabarnya banyak aghnia sehingga gampang cari modal usaha atau niat-niat lain keduniaan, yaa paling kita cuma dapet sesuai niat tersebut kemudian tidak dapat pahala dan ridho Alloh. Contoh lagi ingin jadi pengurus LDII biar dapet bagian shodaqoh. Hayya, ya tidak mungkin lah, karena shodaqoh itu amanat dan harom dinikmati yang tidak berhak mendapatkannya. Bahkan di LDII kalau perlu pembelaan dari pengurus sendiri untuk mengeluarkan harta dan tenaganya dalam beramal shalih bukan sebaliknya berapa yang saya dapatkan dari sabilillah, malah apa yang dapat saya bela baik dengan diri maupun harta untuk membela dan melancarkan agama Alloh. ya apa iya? nggih opo nggih?

Akhirnya, kita perlu banyak berdoa, Semoga Alloh senantiasa menjaga niat kita tetap lempeng bin lurus niat Karena-Alloh semata, tidak niat riya, ingin didengar (sum’ah), pupujieun (ingin dipuji) dll.. aamiin…

Sumber : LDII
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template